ID : #869
Sumber : Website
Assalamualaikum, Selamat siang admin Baruga SulSel. Semoga Aspirasi saya ini segera di disposisi ke OPD terkait. Perkenalkan nama Saya Robi Kurniawan, saya adalah seorang mahasiswa di salah satu PTS di Makassar. kita semua tahu bahwa salah satu icon dari Sulawesi selatan adalah Kapal Pinisi. Beberapa bulan terakhir Kapal Pinisi telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (https://ich.unesco.org/en/RL/pinisi-art-of-boatbuilding-in-south-sulawesi-01197) . ini adalah salah satu pencapaian yang sangat luar biasa bagi kita semua masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kab. Bulukumba. Tapi dibalik penghargaan itu tentunya perlu kita ketahui bahwa orang-orang dibalik pinisi itu tidak lepas dari pengrajinnya, maestronya. Kita semua wajib untuk melestarikan pinisi, saya sebagai pemuda yang lahir dan dibesarkan dari keringat seorang pengrajin pinisi sangat tahu betul bagaimana keadaan pengrajin pinisi sampai sekarang. Orang tua saya dan pengrajin lainnya khususnya di Desa Ara sudah mulai berpikir kedepan jika anak2nya melanjutkan profesinya sebagai pengrajin pinisi. Umur saya sekarang 23 tahun dan saya tidak pernah sama sekali disuruh untuk melanjutkan profesinya, bukan cuma saya tapi teman2 saya yang orang tuanya yang juga bekerja sebagai pengrajin pinisi berpikir dan melakukan hal demikian. Sekarang saya mulai berpikir, apa yang menyebabkan orang tua saya dan orang tua teman saya berpikir seperti itu, Ternyata setelah saya telusuri ini karna "dominasi dari pengusaha tanpa adanya andil dari pemerintah". Pengusaha tentunya berpikir bagaimana mendapatkan profit sebanyak-banyaknya, untuk urusan upah pengrajin mereka tidak terlalu memperhatikan, "seadanya ji kodong". Ini salah satu penyebab besar yang akan mengakibatkan pinisi akan mengalami penurunan eksistensi, Why ? karena tidak adanya regulasi atau standar yang mengatur tentang upah pengrajin pinisi, Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja pengrajin yang notabenenya pinisi itu ada karena ada tangan dari seorang pengrajin yang terampil. Setiap tahun pengrajin pinisi mulai beralih profesi, menjadi pedagang, penjahit dan merantau kedaerah lain. jika setiap tahun seperti ini bagaimana nasib Kapal pinisi, icon dari Sulawesi Selatan, lambang dari beberapa kabupaten di sulawesi selatan. Saya sebagai anak dari seorang pengrajin pinisi tentunya tidak bisa banyak bergerak melihat keadaan ini, saya butuh kebijakan pemerintah untuk menangani hal ini, untuk mencegah punahnya pinisi di muka bumi. Kita semua pasti tidak ingin jika Kapal Pinisi punah karna tidak adanya generasi pelanjut dari seorang pengrajin.. Tolong pak jangan sampai pinisi yang kita banggakan mendunia yang telah melewati samudera hingga ke Vancaouver,Canada hilang begitu saja karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengrajin.. Salam dari Desa Ara Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Robi Kurniawan. www.robikurniawan.com Berikut saya lampirkan referensi saya : https://www.youtube.com/watch?v=fQ52OTxXj0A https://ich.unesco.org/en/RL/pinisi-art-of-boatbuilding-in-south-sulawesi-01197