Monopoli jasa transportasi darat di bandara internasional sultan hasanuddin
Assalmualaikum wr.wb..
Yth. Bapak GubernurKu yg Saya cintai
Saya sebgai driver Online sangat miris dengan keadaan yg ada di bandara sultan hasanuddin dalam hal layanan jasa transportasi darat. Tindakan yang memonopoli area bandara yg dibangun menggunakan uang rakyat dikuasai oleh pihak2 tertentu, tentu ini sesuatu yg tidak adil.. Kami rakyat kecil juga punya hak untuk mengais reseki di area tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kami sarjana dan kami pengangguran namun di Era teknologi seperti sekarang memberikan peluang untuk bisa tetap menjalankan hidup dengan baik, hal ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin sebagai bagian perkembangan jaman. Namun kondisi dilapangan masih ada yg blum siap menerima perubahan keadaan tersebut dan Peran pemerinta belum ada untuk mengatasi hal ini secara adil. Kami harap secepatnya pemerintah melakukan langkah kongkrit untuk mengatur dan menindak oknum yg tdk bertanggung jawab sperti kasus yg saya alami.
Oleh karena itu Kembali saya ingatkan ttntang kejadian yg pernah saYa alami (penganiayaan dan intervensi oknum TNI AU dan oknumm aparat angkasa pura) yang mempertontongkan adegan tersebut di muka umum yang mengakibatkan banyak kerugian dari berbagai aspek.
Aspek hukum, penegakan hukum dimakassar masih terlalu rendah sebab masih adanya oknum penegak hukum yg melanggar hukum. Profesionalisme kerja aparat sangat rendah..
Aspek sosial, kami sebagai driver kehilangan hak dalam bekerja mengais rezeki dengan adanya penguasaan area publik oleh oknum atau pihak2 tertentu. Dan Salah satu aspek yg dirugikan adalah pengungjung atau wisatawan domestik, efek yg ditimbulkan sbgai brikut:
Singkat cerita, Saya mencoba mewawancarai pengunjung dari luar kota makassar tentang kejadian kekerasan tersebut yg pernah mereka saksikan baik secara langsung maupun mendengar informasi dari driver online lainnya. Mereka beranggapan makassar kelihatan dari luarnya maju dan ternyata tdk seindah yg dibayangkan. Ketidak adilan dan premanisme masih sangat kuat untuk mempengaruhi atau merubah image kota makassar yg beradat menjadi kota preman padahal mereka tahu bahwa sulsel / makassar adalah kota intelektual dan kampung para politisi senior yang ada di republik ini. Namu apa yg mereka rasakan berbandin 180° dri anggapan sblumnya, Mereka mnjadi takut untuk datang dimakassar krna image negatif trsebut.
Oleh karena itu diharapkan pemerintah mengambil langkah kongkrit untuk mengatasi hal tersebut, saya siap menjadi relawan untuk membantu dalam memberantas premanisme berseragam yg ada di sulawesi selatan.
Saya menunggu followup dari kasus ini demi citra sulsel kedepan yg lebih baik..
Terimakasih Prof.